PERMAINAN PERSETUBUHAN


Galang, lelaki yang sedang bimbang, bukan karena mikirin selangkangan. Galang, terlanjur nyebur ke dalam sumur, si wanita yang sudah berumur. Dua minggu selalu bertemu, si anu tak mau menunggu. “Jangan ke rumah dulu, suamiku pulang dari Bengkulu”
Aku dan Galang suka main ‘Permainan Persetubuhan’. Kamu juga akan menyukainya kalau menemukan lawan main yang pas. Nah, Galang adalah pemain yang tepat. Galang berambut panjang, tubuhnya gelap. Bisa kamu bayangkan pas dia berkeringat? Terlihat nikmat!
“Nda, aku pingin!”
“Lang, suamiku ada dirumah. Dahh”

Galang, lelaki pengganti yang selalu siap meniduri, dan berharap kekasihnya mau dikawini. “Gilaaa ya kamu? aku sudah bersuami Lang, mana mungkin mau dikawini”
Apakah Galang benar-benar serius ingin kawin sama aku? Tidak. Celoteh itu terlontar hanya saat Galang putus cinta sama pacarnya yang mengejar gelar doctor, yang tak mau bersetubuh selagi masih pacaran. Ah Galang kan suka putus sambung sama pacarnya. Bisa kamu bayangkan tanpa ada aku diantara kehidupan Galang dan pacarnya? Galang udah pasti jajan tak karuan!
Galang, lelaki yang datang ketika petang, harus mau telanjang, sehari tiga kali mekangkang. “Kamu itu hanya hiburan, bukan untuk seriusan”
Apakah Galang yang ingin ditelanjangi? Atau aku yang sangat ingin mekangkang? Siapa dari aku dan Galang yang paling ‘membutuhkan’ dalam ‘Permainan Persetubuhan’ ini? Aku dan Galang sudah saling mengenal sejak lama, bukan kemarin sore ketemu lalu bercinta. Kami berteman sejak Galang SMP, dan Aku SMA. Kami bersahabat. Aku tahu Galang itu nikmat. Galang pun tahu, aku nekat.
“Nda, kamu tuh nekat banget!”
“Mau lagi Lang?”

‘Permainan Persetubuhan’ lama-lama membosankan. Setiap adegan selalu bikin senang. Galang mulai bosan. Galang, tak hanya ingin dijadikan simpanan. Galang, ingin meminang perempuan bersuami yang ditidurinya berkali-kali itu. “Sudah cukup Lang. Kita sudah tak main lagi.”
Aku putuskan untuk berhenti main ‘Permainan Persetubuhan’. Karena permainan sudah tidak asik. Karena Galang pakai hati. Karena Galang mulai cemburu. Karena Galang melanggar peraturan dalam permainan persetubuhan.
“Nda, kenapa harus berhenti?”
“Karena setiap permainan selalu ada akhir Lang”

Comments