CERITA PASIR


minggu kemarin, saya pergi ke pantai parang tritis. setelah sekian lama saya berniat menemui air laut. akhirnya, sampai juga saya pada-nya. wujudnya masih sama, air. gelombangnya juga tak berbeda, masih bergulung-gulung. pasirnya yang berbeda, selalu berubah-ubah. ribuan jejak mengukirnya. jika mau, saya ingin menghitung berapa banyak jejak yang nampak, mungkin saya bisa menemukan jejak Anda?

sejak bertolak dari madiun, niat saya bulat ingin menangkap ombak. jika perlu, saya pindahkan seperempat bagian air laut ke dalam waskom, dan saya bawa pulang. entah mengapa, saya terlalu kagum padanya.

mulut air laut masih berada pada jarak puluhan meter dari kaki saya berdiri. banyak manusia berdiri melingkari tepi tarian ombak. memancing untuk maju, lalu mundur. dua kali maju, kemudian mundur lagi. beberapa diantaranya sudah bergelut dengan buih ombak.

sementara itu, butiran pasir menyambut. seakan pasrah untuk diinjak, dan merasa bangga andai saya mau melepas alas kaki dan berkenalan langsung dengan mereka, pasir kusam.
saya tak lagi melanjutkan niat, mendekat pada air biru itu hanya sebuah hasrat. saya memutuskan untuk berhenti disini. berbicara dengan pasir kusam yang ingin mendengar saya.

Comments