BAKPIA PATOK, GEPLAK DAN CERITA




saya baru saja pulang dari Yogyakarta. tak banyak oleh-oleh yang saya bawa, hanya : dua kotak bakpia patok rasa keju & kacang ijo, satu besek kecil berisi setengah kilo geplak warna warni, dan cerita ini...

STORY

secara mendadak kami berniat untuk ke Yogyakarta. pukul 09.52 WIB meninggalkan stasiun Madiun, menggunakan kereta Sancaka kereta 1, sheet 1 dan 7. sedih...iya, karena saya tidak bisa duduk di sebelah suami. tapi ya sudahlah, kami berlibur untuk bersenang-senang dan menghilangkan penat.

tiba di stasiun Tugu pukul 12.20 WIB sesuai jadwal kereta. kami berjalan kaki menuju warung makan di sekitar Malioboro. Ramai, karena saat ini adalah musim libur akhir tahun.

perjalanan berlanjut menuju hotel. kami sudah menentukan pilihan di Hotel Pulung, selain lokasinya asri karena banyak pepohonan, juga tarifnya lebih terjangkau dibanding hotel lain. kami sudah berdiskusi sejak dari dalam taksi, hingga sampai di muka resepsionis, dan "Maaf Bu, sudah penuh."

TENTANG HOTEL

oke, kami mulai melanjutkan pencarian. seorang tukang becak menawarkan jasa, "cuma 2 ribu mbak, saya antar sampai dapat hotel." deal. kami naik becak dan mulai berkeliling dari hotel satu ke hotel lainnya. dan Hotel Unik menjadi pilihan terakhir. tarifnya 200 ribu/malam. fasilitas yang disediakan :
1. kamar bersih (kasur, lantai, dinding & kamar mandi). ini penting! karena beberapa hotel lain yang kami survey, bed-nya kotor, ada bercak noda, dan sepreinya warna putih...duh, jadi membayangkan rumah sakit deh :( makanya saya pilih Hotel Unik, karena sepreinya gambar buah-buahan pink, segar...
2. material bangunan yang digunakan adalah wood, didominasi warna hijau. sesuai dengan nama hotelnya, tempat ini memang unik. disetiap sudut ruangan terdapat lukisan, indah. bufet ukiran dengan riasan kuningan bertuliskan huruf kanji menghiasi ruang tamu yang disediakan untuk bersantai.
3. panorama standar namun berkesan. ketika pintu kamar hotel kami terbuka, pemandangan gunung merapi nampak jelas di hadapan.
4. ada TV, AC, sarapan pagi berupa jajanan : Kue Ku, Pastel, Arem Arem dan Teh Hangat. begitu kami sampai di hotel, 2 cangkir kopi pekat tersaji di meja.

JALAN & JALAN

sabtu, 2 Januari 2010 kami tiba di Yogyakarta. besoknya saya dan suami pergi ke pameran lukisan. begitu kata Albert, seorang teman yang membuat saya akhirnya berdecak kagum, "oh..."

1. BIENNALE JOGJA X - 2009. begitu yang tertera di selebaran yang saya dapatkan ketika memasuki gedung samping Kantor Pos. saya sampai sekarang belum tahu, "apa nama gedung tersebut?" dan baru tahu setelah sampai di Madiun, iseng-iseng membaca selebaran tadi, 'Jogja National Museum'. dalam acara pameran ini, terdapat banyak karya : lukisan, kriya, ide kreatif, dan benda-benda kuno yang berlabel 'punya nilai seni tinggi'. yang menarik dari pameran ini, penataan. sejujurnya saya tak paham betul dengan apa yang terpajang, namun saya mencoba mengimajinasikan sangat jauh tentang media yang digunakan untuk memajang 'sang maha karya' tersebut. modern, saya menilainya. tak banyak orang yang datang ke sana. hanya beberapa, dan itu pun digunakan untuk foto-foto, seakan benda unik tersebut teman berfoto yang selalu asyik untuk sebuah momen. imajinasi saya sudah sampai pada kalkulasi, nilai, dan rupiah! "berapa lembar uang yang kau butuhkan untuk menciptakan ini semua?" itu pertanyaan pertama saya, jika bertemu dengan yang mencipta acara ini. pertanyaan kedua : "mengapa kau mau mengeluarkan uang sebanyak itu?" dan saya tahu jawabannya : karena 'seni agawe santosa' ya...begitu, seperti yang tertera di buletin SURAT VOLUME 36, seharga 5 ribu rupiah yang saya beli ketika meninggalkan gedung ber-cat putih itu.

2. MUSEUM AFFANDI
setelah mendapatkan pinjaman motor dari Made, saya & suami melaju ke Jl. Laksda Adisucipto 167 Yogyakarta. sudah lama, saya ingin pergi ke tempat ini. meski saya bukan seorang pelukis, atau punya bakat melukis, niat saya hanya satu : ingin tahu. niat menggebu ini melebihi bakat seorang pelukis sekalipun! tiket masuk 20 ribu, free softdrink & souvenir berupa pensil ber-sablon 'Museum Affandi' dan di ujungnya terdapat miniatur kepala orang Jawa. terdapat 4 galeri di museum ini :
Galeri 1 : memuat lukisan & barang peninggalan Affandi
Galeri 2 : terdapat beberapa lukisan dari seorang bernama Didit, saya tak mau sok tahu, tapi saya berusaha menerka, bahwa Didit adalah putra atau anak didik Affandi. kebenarannya? saya tidak tahu.
Galeri 3 : khusus menampilkan karya berupa sulaman. dibingkai. mayoritas adalah karya Maryati, sang istri (barangkali, ouh... saya sungguh tak kenal akrab dengan keluarga Affandi)
Galeri 4 : bernama Studio Gajah Wong. letaknya berdekatan dengan sungai Gajah Wong. beberapa lukisan dari anak-anak SD dan TK sekitar Yogyakarta terpampang di dinding. barangkali disini pernah diadakan lomba atau semacam kompetisi dengan tema Affandi, karena hampir seluruh peserta melukis gambar Affandi dari sudut pandang yang berbeda-beda, menggemaskan.

beberapa lukisan dan benda pahatan di Galeri 2 dan 3 adalah dijual, berkisar 25 juta rupiah. setelah berkeliling, santai dulu di Cafe Loteng, minum soft drink gratis. beberapa merchandise all 'bout Affandi dijajakan disana : t-shirt 60 ribu, mug 15 ribu, dan banyak lainnya.

menyenangkan memang, bisa datang dan melihat langsung lukisan Affandi. terima kasih untuk suami tercinta, Nofak Mylia. dan Albert, Citra, Made : maaf, saya melewatkan 'Bintang Beer Party'. spesial Made : tanpa motor yang kau pinjamkan, mungkin musnah keinginan saya datang ke museum Affandi.

semoga oleh-oleh ini bermanfaat.

Comments

Anonymous said…
tuh kann....
ga ngabarin iKZ... T_T