PENUMPULAN DIRI


Soal aktivitas, bagi saya tak ada bedanya antara dulu dan sekarang. Selalu menyita waktu. Sejak sekolah saja, berangkat pagi pulang malam sudah biasa. Banyak kegiatan ekskul yang saya ikuti. Jadi, tak heran jika pulang malam. Lalu kuliah, apalagi. Saya nyambi kerja, jadi sudah pasti jarang di rumah. Lantas, lulus kuliah pun, saya mendapatkan dobel job. Sebenarnya bukan ini yang saya kejar, namun tuntutan yang menantang. Semuanya saya lakoni dengan setengah mengeluh ‘lelah’. Ingin suatu hari, menikmati libur yang panjang. Kini, setelah menikah pun, kerja ‘panjang waktu’ masih menghantui. Pagi hari di staff, malamnya on air.

Hari ini saya bertanya pada diri saya sendiri. “Mengapa kau selalu tak bisa menghindar dari dobel job?” “sampai kapan kau terus merelakan waktu istirahatmu untuk tantangan – tantangan itu?”

STOP! Saya harus berhenti sekarang. “maksudnya?”

Berhenti tampil cerdas. Berhenti menjadi multi talenta seperti yang diagung-agungkan ibuk. Menumpulkan diri sendiri, demi waktu istirahat itu. Ya, saya harus!



Comments