BUKAN SEKEDAR SAYUR ASEM, BOTHOK LAMTORO, ES JANGGELAN DAN AIR PUTIH

Courtesy by Google
sudah jam 5 sore lebih. 
sedari tadi saya mikir soal sayur asem, bothok lamtoro, es janggelan, dan tentu saja air putih. keempatnya berlarian, berkejar-kejaran di ruang kosong otak saya. 

air putih : aku duluan... kan haus.
es janggelan : aku lebih enak, manis segar...
sayur asem : masih segeran aku kaleee!
bothok lamtoro : ya sudah, aku terakhir nggapapa, tapi aku makannya bareng sayur asem ya.

adzan maghrib. asyik buka puasa.

seketika, empat sekawan itu buyar, pergi keluyuran kemana... (entah)
yang muncul, ingatan soal tulisan almarhum Harijanto (biasa disapa Plolong). saya tak mengenal dekat soal beliau. yang saya tahu hanya, dia salah satu penulis di buletin Kenthongan, milik alumni SLGB angkatan tahun berapa... saya juga kurang paham.

ceritanya, suami saya bekerja sebagai ilustrator di buletin tersebut. saya diminta tolong untuk membaca naskah.
yang paling menarik adalah tulisan sastra budaya Harijanto Plolong. dia menyebut soal Agama. 

"Agama itu ibarat rumah sakit. Kita datang kesana jika sakit. Setelah sembuh, kita meninggalkannya. Rumah sakit memberikan kenyamanan dan membantu penyembuhan..."

seperti itukah saya? 

hal inilah yang membuyarkan lamunan saya tentang keindahan menu buka puasa (air putih, sayur asem, bothok lamtoro, dan es janggelan)

Comments