AKU SUKA KAMU, DALAM HATI SAJA

jika cinta tak bisa diungkapkan... sampaikan dalam bentuk kasih sayang.



Aku larut dalam sendu. Ketika mendengarmu memainkan musik itu. Menyuarakan rasa kehilanganmu. Aku ikut pilu. Meski sedihmu, bukan karena aku. Bagimu, aku hanyalah pendengar setiamu.
 
Bagaimana bisa, aku merasa bahagia ketika melihatmu menangis. Mungkinkah aku lantas bilang cinta, saat kau baru saja ditinggalkan pacarmu. Pantaskah, aku memintamu semalam saja, tidur di kasurku.

“...ngga apa Ty. Pakai saja kamarku. Aku tidur di sofa...”

Meski rasanya ingin, aku berada di satu tempat yang sama denganmu. Memandangmu ketika kau terlelap. Jika bisa, mengusap keringatmu, karena tak ada AC di kamarku. Lalu, mencuri-curi kesempatan mengecup keningmu.

“...maafin ya Pu. Kamu beneran ngga apa tidur di sofa? Atau...”

Tidur bersama, kuharap kau bilang begitu.

“...atau aku aja yang tidur di sofa?”

Lelaki macam apa aku, jika membiarkanmu tidur di sofa. Jangankan kasur, kau minta jiwaku pasti kuberi. Seharusnya kau tahu, tak ada lelaki yang mau berkorban jika tak cinta. Kuharap kau menyadari, selama ini akulah tempat berpulang bagimu. Akulah sebagai pundak ketika kau ingin bersandar. Akulah dekapan yang paling bisa mengobati sakit hatimu. Kapan pun, kau minta... kuberikan.

“...Pu?”

“...tak perlu. Kamu pakai saja kamarku. Istirahatlah.” 

“...Pu, kau teramat baik padaku. Entah bagaimana aku bisa mengembalikan kebaikanmu itu. Aku ingin selamanya kita berteman. Terus begini, aku menyayangimu Pu.”

“...sebaiknya kamu segera tidur Ty. Besok pagi, masih ada jadwal live kan? Eh, permainan musik kamu tadi... bagus. Aku suka...”

Kamu, dalam hati saja.

Comments