NENEK

Jika kau ingin cintamu tak sia-sia... cintailah mereka yang membutuhkan.

Aku tak tahu, kenapa kau tak ingin pergi dari rumah perempuan tua itu. Bukankah tinggal di rumah kontrakanku jauh lebih enak? Kita bisa bercinta tiap hari, pagi dan malam. Soal makan, pasti terjamin. Tak mungkin kubiarkan kulkas itu kosong mlompong. Kau tak perlu susah payah kerja siang malam, karena aku tak kan memintamu untuk bayar sewa bulanan, asalkan kau mau telanjang setiap kali kuminta, itu saja sudah cukup.
Aku tak tahu, kenapa kau lebih memilih perempuan tua itu ketimbang aku. Aku lebih muda dan menggairahkan. Tubuhku kencang, atletis dan seksi. Belum ada kerut di perut. Meski baru dua puluh dua tahun, aku sangat mahir dalam memuaskan pria. Kau minta gaya apa? Aku layani... Selain itu, usia kita sebaya, jadi kau takkan malu ketika jalan ke mall bersamaku.
Kupikir kau pria dewasa yang membutuhkan sentuhan perempuan seperti aku. Tapi, kenapa kau pilih dia? Kau tahu kan, kita berpacaran. Meski belum pasti ke pelaminan. Kau buat aku seperti perempuan gila yang ingin dicumbu. Sejak jadian, sebulan yang lalu, kau tak pernah mau meniduriku. Kau pikir aku malaikat?
Kenapa kau lebih memilih tidur dengannya, bukan denganku? Dia itu nenekku.
“...karena tak ada lagi yang mau menyayangi nenekmu. Dan kau, bisa dapatkan pria manapun yang ingin kau tiduri...”

Comments