LELAKI PENJAGA REL KERETA API

Ini cerita kecil tentang seorang lelaki. Banyak macam lelaki yang pernah kutemui. Ada beberapa yang kukenal, dan diantaranya pernah terjalin sebuah relationship. Oke, tak perlu kujelaskan seperti apa ‘relationship’ yang kumaksud. Kuanggap kau pintar membaca pikiranku.
Nah, pagi itu jam delapan lewat tiga puluh menit, kira-kira. Aku melintas rel kereta api tak berpintu. Di daerah Wonoasri, dalam perjalanan menuju Caruban.

Lelaki itu hitam. Beberapa bagian tubuhnya seperti dada, ketiak dan punggung basah karena keringatnya mengucur deras. Meski sudah memakai topi dan baju lengan panjang. Sesaat melihat wajahnya, otakku berubah selayaknya scanner Canon LiDE 110 yang ada dirumah. Tak lebih satu menit, memoriku dengan cepat menerima transfer dari otak untuk menyimpan wajah lelaki penjaga rel kereta api.

Di perjalanan selanjutnya, aku masih terbayang wajahnya yang ... (mau bilang jelek, tapi sebenarnya enggak juga). Tapi kenapa aku tak bisa melupakannya? Mungkin karena keringatnya yang mengalir seperti air liur orang kepedasan. Atau karena kulit hitamnya yang terbakar, karena hampir tiap hari berjemur disamping rel kereta api.

Lalu, hati kecilku ingin tahu, siapa namamu mas?

Comments