CINTA BERLABEL AGAMA

Tiap manusia punya masalah yang berbeda. Bervariasi dengan keunikan masing-masing. Ini cerita teman saya dari Jogja. Namanya Herman. Dia sudah menikah, dan bercerai tahun 2008. Lalu masalahnya? 

"Aku pengen balik sama mantan istriku..."


Glek! Saya diam sejenak. Ngga tahu harus komentar apa...
"Gini lho, menurutku ya... mantan istri tuh beda sama mantan pacar..." balas saya di BBM.

Lantas, saya pun kembali bertanya, "Kalo boleh tau, kenapa kamu cerai?"
"Mantan istriku pindah Budha. Ortuku ngga setuju. Akhirnya kita cerai."
Singkat yaaa... Mereka dinikahkan oleh Agama, dan karena Agama pula mereka diceraikan. Konyol, batin saya. 

"Aku masih cinta sama si mantan istri. Ngga bisa lupa. Belum bisa cari gantinya dia selama 4 tahun ini."

Meski ngga bertatap muka langsung, dan tak duduk di bangku yang sama, saya sangat paham dengan isi kalimat BB Messenger-nya. Sedih.
"Lelaki sejati pasti bisa memutuskan sesuatu dan berani ambil resiko."

"Kalo aku sih pengennya nurut sama ortu yang pengen menantu Muslim. Tapi aku pengen menantunya itu mantan istriku yang Budha itu..."

"Sepertinya susah ya... untuk mendapatkan dua-duanya. Kamu harus milih salah satu, dan tanggung jawab dengan pilihanmu itu... atau paling tidak untuk saat ini, kamu mengalir aja dulu mengikuti kehendak alam."

Dan sebenarnya, tadi saya ingin bilang ini ke Herman, tapi ngga jadi, takut salah arti... 
"Jangan berharap seseorang akan berubah seperti maumu. Karena sebenarnya yang harus dirubah adalah caramu memaksakan kehendak."

Mungkin Anda punya solusi?

Comments

Zaneti said…
apakah tidak bisa kalopun sudah nikah tetep berbeda agama? yang penting bahagia?
septi sutrisna said…
itulah masalahnya, si Herman taat benar sama ortunya. ortu yang hanya mau menerima menantu muslim.
Zaneti said…
menantu yng seagama belum tentu bisa menjamin kebahagiaan yg menjalani pernikahaan/keluarganya... apakah bisa ortunya menjamin kebahagiaan si herman? saya dukung herman untuk kembali kepada yg dicintai