KAU DIMANA?

sudah kuseduh udara pagi yang mengumbar dari kepulan adzan subuh. Tak kutemui kau disana. Telah juga kurapatkan  raga pada nyawa yang selama ini selalu ingin berjauhan, tak mau mendekat meski hidupnya tak pernah bersekat.

kau, 

tak mudah untuk dijamah, sulit untuk digapit, meski telah kusebar jaring pukat di lautan, hingga perahuku hilang arah kompas di tengah samudera lepas. Tetap saja, tak kutemui kau disana. 


kau,

seperti papan kayu bundar dengan garis-garis melingkar, tempat pulang setiap jangkar yang selalu ingin berkelakar. Dengan busur panah, kuarahkan mata besi cinta menitik pada pusat jiwa, dan kau tak juga kutemui dimana.

aku,

sudah jauh berkelana menapaki setiap tikungan, lantas berharap kau mampu kutangkap, dengan perangkap tipu muslihat supaya kau bisa terjerat dalam sebuah cinta yang bersenandung doa.

kau,

Tak pula ada disana.

Comments