HUJAN DAN KENANGAN

Diluar masih hujan. Mood untuk melanjutkan kerjaan juga sudah mulai sirna selepas makan siang tadi. Ternyata mendengarkan rintik hujan memang indah, seindah mengingat kenangan masa lalu. Dan aku ingin kembali ke beberapa tahun lalu, hanya untuk mengingatmu.

Satu yang tak pernah kulupa, saat pertama kali melihatmu, aku tak ingin kau selamanya bergantung pada obat-obatan itu. Kulitmu gelap, berjerawat, dan tak ada cakepnya sama sekali, tapi aku suka. Suka! 

Aku suka melihatmu saat melucu, dengan muka jelekmu. Dan, aku masih penasaran, kenapa aku sangat mencintaimu? Nangis, pas kita sepakat untuk putus. Lalu, berusaha untuk kembali menemuimu, "Jadian lagi yuk!" Kayaknya udah habis lelaki yang bisa menggantikanmu, kau memang terbaik.

Dan kita melewati masa-masa tersulit. Kau berhenti ngobat dan menjadi sehat. Lalu kau punya pekerjaan, kita menabung mempersiapkan masa depan supaya tetap bersama-sama. Ah, ternyata  tak semudah itu ya? Kita tidak berjodoh. Kala itu, aku benar-benar ingin mengumpat dan mengutuk Tuhan. Tapi engga jadi, "Aku ini siapa, kok mau mengutuk Tuhan?" 

Setelah beberapa bulan kita putus dan pasti takkan balikan lagi, seorang teman baikku bilang, "Mantan pacarmu buat aku boleh?"
"What the Fuck?" ~ dalam batin saya
"Eh, silahkan... mungkin kalian berjodoh" ~ yang terucap

Terluka? IYA.

Sudah, saya ngga mau melanjutkan ceritanya. Hujannya sudah reda. 







Comments

diponk said…
Paguyuban Pemberdayaan Korban Ditinggal Rabi.