"Abu... Abu-Abu..." Sisa Mabuk Semalam

Kamis malam saya mabuk, sama teman-teman. Kepala terasa berat, keseimbangan tidak stabil, seorang teman bersedia mengantar pulang. Sampai di rumah, langsung tidur. Tiga jam kemudian perut saya terasa mulas, ngga tahan, saya harus ke kamar mandi. Lokasi kamar mandi saya memang berada diluar rumah. Begitu membuka pintu, melihat keluar, yang saya lihat jalan setapak depan rumah berwarna putih abu-abu. Pohon berwarna abu-abu. Dinding berwarna abu-abu. Genteng juga abu-abu. Berkali-kali saya kucek mata, "ini kenapa warnanya abu-abu semua?" Lalu, saya melongok ke dalam rumah, masih terlihat warna merah, hijau, dan warna-warna selain abu. Saya lihat lagi diluar, warnanya abu. Saya kucek lagi mata saya. Apa ini efek SMS (Sisa Mabuk Semalam), batin saya.

jalan setapak depan rumah saya dipenuhi abu vulkanik

Saya ngga berfikir panjang lagi, karena perut saya sudah sangat mules, dan lanjut ke kamar mandi. Didalam kamar mandi, saya masih menerka, kenapa jalan setapak rumah saya warnanya abu-abu?

Setelah selesai menguras isi perut, saya kembali tidur. Pulas. Besok pagi, ramai kakak dan suami saya membicarakan soal meletusnya Gunung Kelud. Orang-orang di kampung sedang kerja bakti bersih-bersih jalan setapak yang dipenuhi abu vulkanik.

daun-daun juga tertutup abu vulkanik

Abu Vulkanik menutupi aspal
"Oh, ini abu... Bukan warna abu," saya lanjut tidur lagi, karena kepala saya masih terasa berat gara-gara SMS.

Comments