DUKA ANGIN SORE


Sore itu, tiupan angin menuju barat mengantarkan dedaunan pohon jati berguguran di pekarangan belakang sebuah perumahan. Bahkan bunganya ikut menumbang, tak ingin bertahan mendengar seruan angin sore itu.

Aku duduk tak jauh dari pandangan daun gugur, termangu memuja angin lembut yang menghanyutkan keangkuhan itu. Keelokan bunga pohon jati ikut luruh dalam duka angin sore.

Lalu kupandangi diriku. Aku?

Jauh kedalam jiwa yang mendasar, kutemukan diriku meringkuk dibalik manekin bertubuh perkasa. Ada yang remuk disudut harapan, yaitu aku. Menjadi kepingan tak bermakna, bukan sesuatu yang tersisa. Dengan lirih, jiwaku disudut itu menyeruakan, "Sesungguhnya aku, ingin kau belai dengan kasihmu, namun kau tak pernah ada."

Kau dimana?

Begitu seruan duka angin sore itu kepada serakan daun jati yang gugur. Tak dijumpainya diantara belukar. Yang ada hanyalah duka angin sore. Dalam senyuman sinis bunga jati yang ikut terkubur.

Comments