PISAH

Pada akhirnya satu per satu meninggalkanku. Sejak pertama aku merasa ditinggal adalah kepergian Ken, kucing piaraan yang datangnya tanpa sengaja. Mengisi siang dan malamku. Menanti ku disaat letih melanda. Kepalanya yang mungil berbulu halus, endusan basahnya, dan gigitannya yang menggemaskan, tak mudah kulupakan. Hingga pada suatu siang Ken ditemukan di selokan samping rumah dalam kondisi badan terbujur kaku. Ken dipendam dalam tanah setengah basah depan kamarku persis. Tangisanku tak henti-hentinya menyesali kepegiannya yang sangat cepat.

Kemudian kepergian Bapak yang sengaja tak ingin kutunggui. Pada hari pemakamannya, aku bahkan tak ingin melihatnya. Aku mengurung diri di kamar. Aku benci perpisahan.

Kini, dia pergi juga. Ibuku yang kuanggap akan menjadi setia padaku. Pergi bersama pesawat pada subuh itu. Aku lagi-lagi mengurung diriku dalam kamar, tak mau memeluknya, atau sekedar mengucapkan selamat jalan, semoga perjalanan lancar, dan selamat sampai tujuan.

Aku benci perpisahan.

Comments