Suamiku
punya binatang piaraan baru. Suka merayu dan menyita waktu.
Kau teramat
sayang padanya. Hingga kau lupa ada aku dan Sina, anak kita. Binatang piaraanmu
itu yang membuat jam kerjamu mundur hingga jam satu, bukan jam tujuh. Kau
lewatkan ulang tahunku demi binatang piaraanmu. Uang belanja bulanan terpangkas
menjadi setengah, juga karena binatang piaraanmu.
“Ayah, kok
sekarang sering pulang tengah malam?”
“Kerjaanku
banyak sayang, urusin ini itu. Peluangnya lagi bagus, jadi sayang kalau
dilewatkan”
Iya. Pekerjaan bertambah karena memelihara binatang
piaraan. Urusin ini itu nya binatang piaraan. Peluang bagus karena aku
pura-pura buta tentang si binatang piaraan. Kamu menyayangi binatang piaraanmu
dan tak mau melewatkannya.
Suamiku
punya binatang piaraan baru. Lebih lucu dan pakai baju.
Kau
sembunyikan binatang piaraanmu dibalik kemudi. Disanalah biasanya kau dudukkan
Sina, anak kita. Binatang piaraanmu itu yang membuat Sina menunggu dua jam di
sekolah, dan berjalan kaki menuju rumah. Kau lewatkan acara pengambilan rapot
Sina demi binatang piaraanmu. Di kenaikan kelas, kau ingkari janjimu membelikan
seragam baru Sina, juga karena binatang piaraanmu.
“Ayah, hari
ini Sina pulang sekolah jalan kaki. Katanya nunggu Ayah ngga datang-datang”
“Tiba-tiba
ada tamu ngga bisa ditinggal. Aku sudah pesan gojek untuk jemput Sina, eh Sina nya
keburu pulang jalan kaki”
Oh? Binatang piaraan itu kamu sebut tamu yang tak bisa
ditinggal? Kau pesan gojek untuk anakmu? Kau sendiri menjadi gojek untuk
binatang piaraanmu? Lebih baik anakmu yang jalan kaki daripada binatang
piaraanmu kan?
Suamiku punya
binatang piaraan baru. Baunya harum dan selalu ingin dicium.
Kau sendiri
yang mandikan binatang piaraan dikala rumah sepi. Lidahnya selalu menjulur jika
kau ajak tidur di kasur. Dia menggeliat tak bisa menahan hasrat. Dagingnya
masih kencang, pantas saja kau selalu tegang melihat binatang piaraanmu itu
mekangkang.
“Ayah, besok
Sina ada acara outbond di Sekolah, aku menemani seharian. Ngga apa kan?”
“Iya sayang,
kamu ibu yang sangat baik. Aku bersyukur punya istri seperti kamu, Sina pasti
juga sangat senang ditemani ibunya seharian.”
Selamat bersenang-senang suamiku yang punya binatang
piaraan. Aku memang istri yang baik, kusediakan bak mandi untuk binatang
piaraanmu. Kau boleh tidurkan binatang piaraanmu di kasur kita. Kau boleh
gunakan sofa untuk senggama dengan binatang piaraanmu.
Binatang itu
bernama Lintang. Anak SMA setengah matang, dengan kaki jenjang seperti bintang
iklan.
“Ayah, aku
boleh pakai uang belanja untuk bayar tagihan pasang kamera CCTV?”
“Kamera
CCTV? Dimana?”
“Sehari
sebelum pergi outbond, aku pasang kamera CCTV di kamar mandi, ruang tamu, dan
kamar tidur”
Comments