setiap orang pernah gagal. tidak ada yang beruntung dengan melalui perjalanan lurus nan sempurna. seorang presiden hebat seperti soekarno pun pernah melakukan kesalahan. meski kita tak mampu mencapai kata 'paham' seberapa besar dan parahnya kesalahan tersebut. namun inilah arti sebuah kegagalan. ketika mengingatnya, pasti yang muncul adalah penyesalan dan penyesalan. seakan telah melakukan sebuah tindakan bodoh. ingin segera menghapusnya, dan tak ingin bayangan kegagalan tersebut muncul dalam imaji. tapi itu sulit. bahkan tak bisa dilakukan. membersihkan memori yang sangat berkesan, seperti memutihkan kembali kubangan susu putih yang ternodai tinta hitam. sedikit kisah yang tak pernah saya lupakan hingga kapan pun.
saya bekerja di sebuah radio station sebagai pembawa acara dan marketing lepas. saya sebut 'marketing lepas' karena saya tidak terikat dengan target iklan, sementara fee yang saya dapatkan adalah honor berupa prosentase dari penghasilan iklan. sejauh ini saya menikmati 2 profesi tersebut. sebagai marketer, saya mempunyai tanggungjawab kepercayaan dari klien (baca : pemasang iklan). awalnya tak ada masalah dengan hal tersebut. akhir-akhir ini muncul persoalan. divisi produksi belum mampu maksimal dalam hal efektifitas dan kreatifitas dalam 'merampungkan' iklan. berangsur kepercayaan klien memudar. saya sedikit psimis menghadapi masalah ini. beberapa konsultasi sudah saya upayakan. namun nihil. saya harus melakukan sesuatu, tidak boleh hanya menunggu keberuntungan. karena keberuntungan hanya akan mendatangi orang yang mau berusaha.
usaha yang saya lakukan adalah membantu meringankan beban divisi produksi, dengan cara belajar sedikit demi sedikit program adobe audition 1.5. dengan menguasai program tersebut, saya mampu menyelesaikan iklan yang tertunda tersebut. saya sudah belajar. lalu saya mencobanya. SAYA MEMBUAT IKLAN! oh GOD! saya tidak percaya, tapi saya mampu melakukannya. saya senang, tapi tidak puas. karena hasilnya adalah jauh dibawah standar.
disinilah saya menemukan arti gagal. sebuah ilmu yang tak saya dapatkan selama 15 tahun belajar akademik sejak SD hingga diploma. belajar bagaimana kita mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. gagal membuat saya menjadi 'sedikit' lebih pintar.
Comments